Selasa, 19 Januari 2016

Laporan PBL MSPM Gizi 2015



LAPORAN PBL MSPM
OLEH 
KELOMPOK 2
 ARSADI
AFINDA
RISA NURZINAH
TITIK SONABELLA



 
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manajemen system penyelanggaraan makanan adalah menurut Depkes (2003) menjelaskan bahwa penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam rangka pencapaiana status yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi bertujuan untuk mencapai status kesehatan yang optimal melalui pemberian makan yang tepat.
Penyelenggaraan makanan merupakan proses pengelolaan makanan untuk orang banyak. Pada hakekatnya penyelenggaraan makanan merupakan program kegiatan di dapur, yang mencangkup perencanaan anggaran belanja, perencanaan menu, perencanaan bahan makanan, persiapan, pengolahan, penyajian makanan.
Tujuan penyelenggaraan makanan adalah menghasilkan makanan dengan cita rasa yang sebaik-baiknya sesuai dengan keinginan konsumen dengan penggunaan dana material, dan tenaga sehemat mungkin. Tiga faktor yang mempengaruhi efisiensi penyelenggaraan makanan yaitu pengaturan tenaga, tata letak ruang kerja dan arus kerja.
Pelayanan makanan yang cepat dan menyenangkan berkaitan dengan distribusi makanan yang dikelola dengan prinsip kecepatan dan keakuratan, didukung oleh fasilitas yang layak – seperti alat makan dan alat distribusi makanan.
Manajemen makanan Institusi pada hakekatnya adalah penyelenggaraan makanan dalam jumlah yang besar. Ukuran “ besar” yang dimaksud minimal 50 porsi yang dibuat secara masal sampai dengan 5000 porsi untuk satu periode waktu makan. Makanan Institusi dibutuhkan oleh golongan masyarakat yang berada di dalam organisasi tertentu – dari golongan yang heterogen maupun yang homogen, yang tinggal untuk sementara secara rutin dalam institusi tertentu, minimal dalam kurun 5 – 10 jam setiap harinya.
Dan juga saat ini lebih banyak orang makan di luar karena gaya hidup yang semakin sibuk, mereka banyak mencari pilihan tempat makan yang cepat dan nyaman. Saat ini gaya hidup untuk berwisata kuliner sudah menjadi bagian dari denyut kehidupan masyarakat. Dalam hal makan sekarang ini sudah melebihi hanya sekedar makananya saja namun tempat, pelayanan, lokasi dan menu serta masih banyak lagi aspek pendukung yang menjadikan dasar pendukung masyarakat untuk menentukan pilihan tempat makan.
Bagian yang dikelola di dalam restoran (rumah makan) pelayanan lembaga adalah perpaduan antara manusia, bahan pangan, dan alat pengolahan pangan untuk menghasilkan makanan yang siap konsumsi, dengan menerapkan sistem kerja tertentu, misalnya sistem kerja manual dengan alat sederhana dan alat mekanis yang dioperasikan manusia.
Penyelenggaraan makanan perlu menerapkan unsur ilmu manajemen agar hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Manajamen praktis sebagai aplikasi dari ilmu manajemen dapat diterapkan ke dalam pengelolaan makanan di restoran (rumah makan) pelayanan lembaga untuk jumlah produk lebih dari 50 porsi. Unsur- unsur manajemen yang dimaksud berkaitan dengan Perencanan, pengorganisasiaan, pelaksanaan, pengontrolan, dan evaluasi sebagai bahan masukan untuk siklus manajemen berikutnya.
B.     Rumusan Masalah
Dari uraian diatas yang menjadi rumusan masalahnya “Bagaimanakah Sistem Penyelenggaraan Makanan di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road tahun 2015”.

C.    Tujuan
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum penyelenggaraan Praktek Belajar Lapangan (PBL) manajemen sistem penyelenggaran makanan pada  rumah makan adalah untuk mengetahui sistem penyelenggaran makanan di rumah makan Ayam Kampoeng Ring Road.




2.    Tujuan Khusus
a.    Untuk mengetahui sistem perencanaan anggaran belanja Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road tahun 2015.
b.    Untuk mengetahui sistem perencanaan menu di Ayam Kampoeng Ring Road tahun 2015.
c.    Untuk mengetahui sistem perhitungan kebutuhan bahan makanan di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road tahun 2015.
d.   Untuk mengetahui sistem pemesanan dan pembelian bahan makanan di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road tahun 2015.
e.    Untuk mengetahui sistem penerimaan bahan makanan di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road tahun 2015.
f.     Untuk mengetahui sistem penyimpanan dan penyaluran bahan makanan di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road tahun 2015.
g.    Untuk mengetahui sistem pengolahan bahan makanan di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road tahun 2015.
h.    Untuk mengetahui sistem pendistribusian makanan di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road tahun 2015.
i.      Untuk mengetahui sistem pencacatan, pelaporan dan evaluasi Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road tahun 2015.
j.      Untuk mengetahui sistem hygiene dan sanitasi makanan di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road tahun 2015.
k.    Untuk mengetahui sistem keselamatan kerja makanan di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road tahun 2015.








D.    Manfaat
1.      Bagi institusi rumah makan
Sebagai bahan evaluasi sehingga menjadi salah satu masukan untuk lebih meningkatkan sistem penyelenggaraan makanan di institusi rumah makan tersebut.
2.      Bagi mahasiswa 
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang sistem penyelenggaran makanan institusi rumah makan.
3.      Bagi Instansi Pendukung (Sponsor)
Agar jurusan gizi Poltekkes Kemenkes Aceh mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa/i dalam melakukan praktik dilapangan sesuai dengan ilmu yang telah diberikan sehingga dapat melakukan evaluasi untuk kedepan agar menjadi yang lebih baik



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian Rumah Makan
Rumah  makan adalah istilah umum untuk menyebut usaha gastronomi yang menyajikan hidangan kepada masyarakat dan menyediakan tempat untuk menikmati hidangan tersebut serta menetapkan tarif tertentu untuk makanan dan pelayanannya. Meski pada umumnya rumah makan menyajikan makanan di tempat, tetapi ada juga beberapa yang menyediakan layanan take-out dining dan delivery service sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada konsumennya. Rumah makan biasanya memiliki spesialisasi dalam jenis makanan yang dihidangkannya. Sebagai contoh yaitu rumah makan chinese food, rumah makan Padang, rumah makan cepat saji (fast food restaurant) dan sebagainya.
Di Indonesia, rumah makan juga biasa disebut dengan istilah restoran. Restoran merupakan kata resapan yang berasal dari bahasa Perancis yang diadaptasi oleh bahasa inggris; "restaurant" yang berasal dari kata "restaurer" yang berarti "memulihkan".
       Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara  komersial, yang menyelenggarakan. Pelayanan  dengan baik kepada semua tamunya, baik berupa makan maupun minum. Restoran ada yang berlokasi dalam suatu hotel, kantor maupun pabrik, dan banyak juga yang berdiri sendiri di luar bangunan itu.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran, restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen di lengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat
usahanya. Dan rumah makan adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya.

B.     Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan
a.      Pengertian Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan
Manajemen system penyelanggaraan makanan adalah menurut Depkes (2003) menjelaskan bahwa penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam rangka pencapaiana status yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi bertujuan untuk mencapai status kesehatan yang optimal melalui pemberian makan yang tepat.
Penyelenggaraan makanan adalah sebuah ilmu dan seni perencanaan, persiapan, pemasakan, dan pelayanan yang berkualitas sesuai kebutuhan. Jika dilihat sebuah sistem, penyelenggaraan makanan adalah penggabungan dari beberapa komponen/bagian yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan. Palacio dan Theis (2009) mengungkapkan bahwa tujuan utama penyelenggaraan makanan adalah untuk menyajikan makanan agar konsumen/klien merasa puas. Sedangkan menurut Moehyi (1992) penyelenggaraan makanan institusi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan makanan dilakukan oleh instutusi itu sendiri dan tidak bertujuan untuk mencari keuntungan.
2. Dana yang diperlukan untuk penyelenggaraan makanan sudah ditetapkan jumlahnya sehingga penyelenggaraan harus menyesuaikan pelaksanaannya dengan dana yang tersedia.
3. Makanan diolah dan dimasak di dapur yang berada di lingkungan tempat institusi itu berada. Hidangan makanan yang disajikan diatur dengan menggunakan menu induk (master menu) dengan siklus mingguan atau sepuluh-harian.
4. Hidangan makanan yang disajikan tidak banyak berbeda dengan hidangan yang biasa disajikan di lingkungan keluarga.
Pada dasarnya penyelenggaraan makanan institusi terdiri atas dua macam yaitu penyelenggaraan makanan institusi yang berorientasi pada keuntungan (bersifat komersial) dan penyelenggaraan makanan institusi yang berorientasi palayanan (bersifat non komersil). Pada penyelenggaraan makanan yang berorientasi pada keuntungan, dilaksanakan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Bentuk usaha ini seperti restaurant, snack, bar, cafetaria, catering.
Sedangkan penyelenggaraan makanan non komersil dilakukan oleh suatu institusi baik dikelola pemerintah, badan swasta ataupun yayasan sosial yang tidak bertujuan untuk mencari keuntungan. Bentuk penyelenggaraan ini biasanya berada di dalam suatu tempat yaitu asrama, panti asuhan, rumah sakit, perusahaan, lembaga kemasyarakatan, sekolah dan lain-lain.
b.      Persyaratan Lokasi Dan Bangunan
1.      Lokasi
Rumah makan dan restoran terletak pada lokasi yang terhindar dari pencemaran yang diakibatkan antara lain oleh debu, asap, serangga dan tikus.
2.      Bangunan
Ø  Umum
·         Bangunan dan rancang bangun harus dibuat sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
·         Terpisah dengan tempat tinggal.
Ø  Tata ruang
·         Pembagian ruang minimal terdiri dari dapur, gudang, ruang makan, toilet, ruang
·         karyawan dan ruang administrasi.
·         Setiap ruangan mempunyai batas dinding serta ruangan satu dan lainnya dihubungkan dengan pintu.
·         Ruangan harus ditata sesuai dengan fungsinya, sehingga memudahkan arus tamu, arus karyawan, arus bahan makanan dan makanan jadi serta barang-barang lainnya yang dapat mencemari terhadap makanan.
Ø  Konstruksi
Lantai :
·         Lantai dibuat kedap air, rata, tidak licin dan mudah dibersihkan.
·         Pertemuan lantai dengan dinding harus conus atau tidak boleh membuat sudut mati

Dinding :
·         Permukaan dinding sebelah dalam harus rata, mudah dibersihkan.
·         Konstruksi dinding tidak boleh dibuat rangkap.
·         Permukaan dinding yang terkena percikan air harus dibuat kedap air atau dilapisi dengan bahan kedap air dan mudah dibersihkan seperti porselen dan sejenisnya setinggi 2 (dua) meter dari lantai
Ventilasi
Ventilasi alam harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Ø  Cukup menjamin peredaran udara dengan baik.
Ø  Dapat menghilangkan uap, gas, asap, bau dan debu dalam ruangan.
Ø  Ventilasi buatan diperlukan bila ventilasi alam tidak dapat memenuhi persyaratan.

c.       Prosedur Pelayanan Makanan Dan Minuman Di Restoran

Sebelum para tamu datang di restoran, beberapa hal yang harus disiapkan oleh waiter/waitress meliputi:

Ø  Menyiapkan meja makan
Hal pertama yang akan dilakukan oleh waiter/waitress adalah menyiapkan atau memeriksa meja makan, apakah meja makan sudah terletak rapi, lengkap dan bersih sehingga siap untuk dipergunakan oleh tamu yang sudah memesan tempat ataupun yang belum. Pergunakan lap dan bahan pembersih untuk membersihkan meja makan. Dan agar permukaan meja makan menjadi lebih rapi serta tidak menimbulkan suara bila diatasnya diletakkan alat makan. Bentangkan taplak meja makan yang baik dengan cara meletakkan lipatan tengah taplak ditengah-tengah meja makan dan baru kemudian membuka lipatan-lipatan selanjutnya. Hindari kecerobohan agar jangan sampai ada lipatan atau permukaan yang menggelembung, kemudian tata meja makan secara tepat, rapi dan lengkap dengan china ware, glass ware, silver ware dan napkin. Lengkapi juga dengan asbak, tempat garam dan merica, vas bunga dan sebagainya.

Ø  Memberi tempat duduk
·         Pemilihan tempat duduk, hendaknya dilakukan sesuai dengan kesenangan tamu, khususnya untuk tamu yang sudah seringkali datang di restoran atau rumah makan.
·         Memberi pelayanan tempat duduk dengan urutan seperti:wanita, anak berusia 2 s.d. 8 tahun, tamu penting, yang paling tua
·         Mempersilahkan tamu duduk, dengan cara mendorong kursi perlahan kearah dalam, saat tamu akan duduk.

Ø  Menyodorkan menu kepada tamu
Menyodorkan menu dilakukan oleh captain, setelah menempatkan napkin dipangkuan tamu, menyerahkan menu sebaiknya diberikan terlebih dahulu kepada tamu wanita, baru kemudian kepada tamu laki-laki, hendaknya beri tamu waktu yang cukup untuk mempelajari dan menentukan menu yang ada, ada dua cara saat memberikan menu, dengan cara menu tertutup dan menu terbuka pada halaman pertama, setelah menu diserahkan bantu tamu untuk menentukan pilihanya, bisa dilakukan dengan cara menerangkan menu spesial hari ini.

Ø  Mencatat pesanan tamu
Beberapa restoran, tugas mencatat menu tamu dilakukan oleh captain, namun ada juga yang mencatat menu adalah waiter, hal ini tidak menjadi suatu keharusan tugas siapa. Menu yang dipilih oleh tamu akan dicatat pada captain order.

Ø  Memberikan pesanan ke dapur (kitchen)
Pesanan segera diberikan ke dapur, umumnya captain order dibuat 3 rangkap, asli akan diberikan ke dapur, salinan pertama kepada kasir sedangkan salinan kedua menjadi arsip restoran.




d.      Pelaksanaan Penyelenggaraan Makanan
1.      Perencanaan anggaran biaya
Biaya yang tersedia untuk penyelenggaraan makanan harus diperhitungkan dengan baik. Pada penyelenggaraan makanan institusi biasanya telah ditetapkan biayanya dalam anggaran biaya tahunan. Makanan yang disajikan harus sesuai dengan jumlah anggaran yang tersedia.
Prasyarat perencanaan anggaran belanja makanan meliputi :
a.    Adanya kebijakan institusi.
b.    Tersedianya data peraturan pemberian makanan.
c.    Tersedianya data standart makanan untuk pasien.
d.   Tersedianya data standart harga bahan makanan.
e.    Tersedianya data rata-rata jumlah konsumen.
f.     Tersedianya siklus menu.
g.    Tersedianya anggaran makanan yang terpisah dari biaya operasional.
Langkah-langkah perencanaan anggaran bahan makanan meliputi :
a.    Mengumpulkan data tentang macam dan jumlah konsumen tahun sebelumnya.
b.    Menetapkan macam dan jumlah konsumen.
c.    Mengumpulkan harga bahan makanan dari beberapa pasar dengan melakukan survei pasar, kemudian tentukan harga rata-rata bahan makanan.
d.   Membuat standart kecukupan gizi (standart porsi) ke berat kotor.
e.    Menghitung indeks harga makanan perorang perhari sesuai dengan konsumen yang mendapat makanan.
f.     Menghitung anggaran belanja makanan setahun untuk masing-masing konsumen.
g.    Hasil perhitungan anggaran dilaporkan kepada pengambil keputusan (sesuai dengan struktur organisasi masing-masing) untuk meminta perbaikan.
h.    Merencanakan anggaran untuk diusulkan secara resmi melalui jalur administratif.

2.      Perencanaan Menu
Perencanaan menu adalah serangkaian kegiatan menyusun berbagai hidangan dengan variasi dan komposisi yang serasi seimbang untuk memenuhi pelaksanaan manajemen pelayanan makanan institusi. Menu disusun untuk menampilkan daftar makanan dan minuman yang ditawarkan kepada klien/konsumen
Menurut Moehyi (1992) menu berarti hidangan makanan yang disajikan dalam suatu acara makan, baik makan siang maupun makan malam. Namun menu dapat juga disusun untuk lebih dari satu kali makan misalnya untuk satu hari yang terdiri dari menu makan pagi, makan siang, dan makan malam, serta makanan selingan jika ada.
Dalam penyelenggaraan makanan institusi menu dapat disusun dalam jangka waktu yang cukup lama misalnya untuk tujuh hari atau sepuluh hari. Menu yang disusun seperti itu disebut menu induk (master menu). Menu induk digunakan sebagai patokan dalam penyelenggaraan makanan.
Langkah-langkah dalam perencanaan menu yaitu:    
a.    Menetapkan macam menu
Pada tahap awal dengan mengacu pada tujuan institusi, maka perlu ditetapkan macam menu, apakah menu standar maupun menu pilihan.
b.    Menetapkan siklus menu
Bila menu yang ditetapkan adalah standar, maka perlu ditetapkan macam siklus menu yang cocok dengan tipe sistem penyelenggaraan makanan yang sedang berjalan. Macam siklus menu 5 hari, 7 hari, atau 10 hari.
c.    Menetapkan periode siklus menu
Periode siklus menu adalah lamanya siklus menu berlaku dan perlu penggantian atau modifikasi kembali. Pada menu yang baru disusun, dimana keadaan konsumen belum terlalu dipahami oleh manajemen, biasanya diberlakukan lebih cepat, misalnya tiga bulan. Pada institusi yang telah lama dibentuk dan pihak manajemen telah melakukan perbaikan-perbaikan dapat diberlakukan lebih lama, misalnya enam bulan atau satu tahun.
d.   Menetapkan pola menu
Pola menu yang dimaksud adalah golongan macam hidangan yang direncanakan untuk setiap waktu makan. Tujuan dibuat pola menu adalah agar dalam siklus menu dapat dipastikan menggunakan bahan makanan sumber zat gizi yang dibutuhkan konsumen. Selain itu dengan penetapan pola dapat dikendalikan bahan makanan sumber zat gizi yang diperlukan.
e.    Menetapkan besar porsi
Besar porsi adalah banyaknya golongan bahan makanan yang direncanakan setiap kali makan dengan menggunakan satuan penukar berdasarkan standar makan yang berlaku.
f.     Membuat master menu
Master menu adalah alokasi item bahan makanan ke dalam matrix dalam siklus menu. Tujuan dibuatnya master menu adalah distribusi bahan makanan yang digunakan tersebar lebih harmonis, sehingga pengulangan penggunaan bahan makanan tertata dengan baik. Selain itu dengan adanya master menu mudah dilakukan pengawasan penggunaan bahan makanan harian dan pengawasan harga bahan makanan. Manfaat master menu adalah mudah dalam melakukan modifikasi menu pada saat perencanaan ulang, apabila suatu saat terjadi perubahan dana. Maka modifikasi biasanya dilakukan pada master menu.
g.    Inventarisasi golongan hidangan, macam hidangan dan resepnya
Resep-resep makanan sebaiknya telah tersedia resep yang telah distandarisi.
h.    Merancang menu dalam siklus yang ditetapkan (format menu)
Yaitu memadukan/mengkombinasikan berbagai macam hidangan menjadi susunan yang harmonis dan rasa yang dapat diterima.
i.      Menyiapkan formulir penilaian menu
Yaitu menyiapkan instrument yang digunakan untuk mencek kembali menu yang telah disusun. Mencek pola menu, penggunaan macam bahan makanan serta hidangan yang ditetapkan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun harus dapat mencakup tujuan institusi.
j.        Melakukan penilaian yang dilakukan pihak manajemen
Instrument penilaian disebarkan kepada setiap manajer. Bila tidak ada ketidaksetujuan oleh pihak salah satu manajer, maka perlu diperbaiki kembali sehingga menu telah benar-benar disetujui oleh manajer.
k.    Melakukan pretest/ try out
Bila menu telah disetujui oleh pihak manajer dan mungkin pemilik, maka perlu dilakukan pengembangan menu sebagai uji coba. Uji coba yang dilakukan adalah memproduksi menu sesuai dengan jumlah yang diinginkan, misalnya 100 porsi. Ini yang dimaksud dengan pengembangan menu.
3.      Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan
Perhitungan kebutuhan bahan pangan dalam suatu institusi pelayanan makanan adalah kegiatan untuk menetapkan jumlah, macam/jenis, dan kualitas bahan makanan yang dibutuhkan untuk kurun waktu tertentu.
Untuk dapat menghitung bahan pangan diperlukan keterangan pembantu seperti resep baku masing-masing jenis masakan dan porsi baku makanan untuk setiap orang. Pedoman untuk menetapkan porsi baku makanan Indonesia dapat digunakan angka kecukupan makanan yang dianjurkan yang disusun oleh Departemen kesehatan untuk digunakan di rumah sakit atau institusi lain. Kecukupan makanan yang dianjurkan (recommended food allowances = RFA) disusun berdasarkan kecukupan zat gizi yang dianjurkan (recommended dietary allowances = RDA) untuk rata-rata orang Indonesia.
Sedangkan persyaratan yang harus di penuhi meliputi :
a.    Adanya kebijakan instansi.
b.    Tersedianya data peraturan pemberian makanan.
c.    Tersedianya data standar makanan untuk konsumen.
d.   Tersedianya data standar harga bahan makanan.
e.    Tersedianya siklus menu.
f.     Tersedianya data jumlah konsumen yang dilayani.

4.      Pemesanan Dan Pembelian Bahan Makanan
Pemesanan adalah penyusunan permintaan (order) bahan makanan berdasarkan  menu atau pedoman menu dan rata-rata jumlah konsumen yang dilayani. Surakarta bahwa Pemesanan bahan makanan baik makanan kering ataupun makanan  basah di tulis pada bon pemesanan. Bahan makanan basah seperti buah, sayuran, daging  dll di pesan set iap hari. Pada pemesanan bahan makanan kering di lakukan setiap 1 bulan sekali karena bahan makanan kering dapat bertahan cukup lama.
 Pembelian merupakan salah satu fungsi yang penting dalam berhasilnya operasi suatu perusahaan. Fungsi ini dibebani tanggung jawab untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas bahan-bahan yang tersedia pada waktu dibutuhkan dengan harga yang sesuai dengan harga yang berlaku. Pengawasan perlu dilakukan terhadap pelaksanaan fungsi ini, karena pembelian menyangkut investasi dana dalam persediaan dan kelancaran arus bahan ke dalam pabrik.
Pada proses pembelian bahan makanan termaksud semua kegiatan transaksi bahan makanan mentah sampai ke konsumen harus melalui semua ketetapan yang berlaku. Pembelian bahan makanan merupakan prosedur ppenting untuk memperoleh bahan makanan, biasanya terkait dengan produk yang benar, jumlah yang tepat, waktu yang tepat, dan harga yang benar.
5.      Penerimaan Bahan Makanan
Penerimaan bahan makanan merupakan suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas dan  kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi  yang telah ditetapkan dalam perjanjian jual beli.
Prinsip dalam penerimaan bahan makanan adalah jumlah yang diterima harus sesuai dengan yang dipesan, mutu yang diterima harus dengan spesifikasi yang disepakati dalam perjanjian dan harga bahan makanan yang tercantum dalam faktur pembelian harus sama dengan harga bahan makanan yang tercantum dalam perjanjian jual beli.
Tujuan penerimaan bahan makanan adalah diterimanya bahan makanan dalam macam, jumlah, spesifikasi bahan makanan yang disepakati sesuai dengan waktu permintaan pesanan.
Syarat penerimaan bahan makanan antara lain:
a.       Tersedianya rincian pesanan bahan makanan harian berupa macam dan jumlah bahan makanan yang akan diterima.
b.      Tersediannya spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan.

6.      Penyimpanan Dan Penyaluran Bahan Makanan
Menurut Depkes (2003), penyimpanan bahan pangan adalah suatu cara menata, menyimpan, memelihara keamanan bahan pangan kering dan basah baik kualitas maupun kuantitas di gudang bahan pangan kering dan basah serta pencatatan dan pelaporannya. Tujuannya adalah tersedianya bahan pangan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai dengan perencanaan.
Sesuai jenis bahan makanan gudang operasional dapat dibedakan menjadi dua (Depkes, 2007), yaitu:
a.    Gudang bahan makanan kering
Merupakan tempat penyimpanan bahan makanan kering yang tahan lama seperti beras, gula, tepung-tepungan, kacang hijau, minyak, kecap, makanan dalam kaleng dan lain-lain. Menurut Depkes (2003), syarat utama untuk menyimpan bahan makanan kering adalah bahan makanan harus ditempatkan secara teratur menurut macam, golongan ataupun urutan pemakaian bahan makanan, menggunakan bahan yang diterima terlebih dahulu (FIFO=First In First Out), kartu/buku penerimaan, stok, dan pengeluaran bahan makanan harus segera diisi dan diletakkan pada tempatnya, gudang dibuka pada waktu yang telah ditentukan, semua bahan makanan ditempatkan dalam tempat tertutup, terbungkus rapat dan tidak berlubang, diletakkan di atas rak bertingkat yang cukup kuat dan tidak menempel pada dinding, pintu harus selalu terkunci pada saat tidak ada kegiatan serta dibuka pada waktu-waktu yang ditentukan, suhu ruangan harus kering sebaiknya berkisar antara 19-210 C, pembersihan ruangan secara periodik, dua kali seminggu, penyemprotan ruangan dengan insektisida hendaknya dilakukan secara periodik dengan mempertimbangkan keadaan ruangan, semua lubang yang ada di gudang harus berkasa, serta bila terjadi pengrusakan oleh binatang pengerat harus segera diperbaiki.

b.    Gudang bahan makanan segar
Merupakan tempat penyimpanan bahan makanan yang masih segar seperti daging, ikan unggas, sayuran dan buah. Bahan makanan tersebut umumnya mudah rusak, sehingga perlu dilakukan tindakan untuk memperlambat kerusakan terutama disebabkan oleh mikroba.
Terdapat 4 prinsip penyimpanan bahan makanan sesuai dengan suhu menurut Depkes RI (2000):
1)      Penyimpanan sejuk (colling) pada suhu 10ºC-15ºC seperti jenis minuman, buah dan sayuran.
2)      Penyimpanan dingin (chilling) pada suhu 4ºC-10ºC seperti makanan berprotein yang segera akan diolah.
3)      Penyimpanan dingin sekali (freezing) pada suhu 0ºC-4ºC seperti bahan makanan yang mudah rusak untuk jangka waktu 24 jam.
4)      Penyimpanan beku (frozen) pada suhu < 0ºC seperti bahan protein yang mudah rusak untuk jangka waktu < 24 jam.
Penyaluran bahan makanan adalah tata cara distribusi bahan makanan berdasarkan permintaan harian. Tujuan penyaluran bahan makanan ialah agar tersedia bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai pesanan. Sedangkan prasyaratnya meliputi :
a.       Adanya bon permintaan bahan makanan.
b.      Tersedianya kartu stok/buku catatan keluar-masuk bahan makanan.

7.      Pengolahan Bahan Makanan
Menurut Depkes (2003) pengolahan bahan pangan merupakan suatu kegiatan mengubah (memasak) bahan pangan mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas, dan aman untuk dikonsumsi.
Tujuan pengolahan bahan pangan adalah mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan pangan, meningkatkan nilai cerna, meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan penampilan makanan, bebas dari organisme dan zat berbahaya untuk tubuh.
Pada prinsipnya pengolahan bahan pangan meliputi persiapan dan pemasakan bahan pangan. Persiapan adalah suatu proses kegiatan dalam rangka menangani bahan pangan dan bumbu sehingga siap atau layak untuk dilanjutkan dengan kegiatan pemasakan. Proses ini dimulai dari saat dibeli atau diambil di ruang penyimpanan, kemudian disiangi, dicuci, dipotong, diiris, digiling, ditumbuk, dibentuk, atau dicetak, dan diberi bumbu-bumbu sampai siap untuk dimasak.
8.      Pendistribusian Bahan Makanan
Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan).
Prosedur distribusi  dikenal  2 (dua)  cara  pendistribusian makanan,  yaitu cara sentralisasi dan desentralisasi.
Sentralisasi  merupakan  semua  kegiatan  pembagian  makanan dipusatkan  pada  suatu  tempat  dan  penyajian  makanan  dilaksanakan langsung pada alat makan perorangan. (Mukrie, 1996)
Adapun keuntungan dan kelemahan dalam pendistribusian dengan cara  sentralisasi.  Keuntungannya  meliputi  :  (a)  Menghemat  tenaga  dan waktu  (b)  Pengawasan  dapat  dilakukan  lebih  teliti  (c)  Mengurangi kemungkinan  kesalahan  makanan  sampai  pada  klien.  Sedangkan kelemahan dari sistem ini meliputi : (a) Makanan sampai pada klien sudah dingin dan kurang menarik (b) Memerlukan ruang pendistribusian yang luas  untuk kegiatan distribusi  (c)  Memerlukan biaya  yang tinggi untuk pengadaan peralatan dan pemeliharaannya (d) Ketidak sesuaian alat makan dengan jenis hidangan yang tersedia. (Muchatob, 1991)
Desentralisasi  merupakan cara  yang diterapkan di  institusi  yang mempunyai  ruang alat atau unit pelayanan yang berada pada lokasi yang berbeda.  Dengan  cara  ini  maka  kegiatan  utama  masih  berada  di  unit pembagian utama,  selanjutnya  adalah dipanaskan kembali  dan disajikan dalam alat  makan  perorangan  yang  telah  disediakan  di  dapur ruangan. (Mukrie, 1996)
Adapun  juga  keuntungan  dan  kelemahan  dalam  sistem  ini.
Keuntungannya meliputi : (a) Suhu makanan dapat dipertahankan, karena dapat  dipanaskan  kembali  (b)  Jumlah  dan  macam  peralatan  yang diperlukan lebih sedikit.  Sedangkan kelemahan dari  sistem ini melipti  : (a)  Memerlukan  ruang  atau  tempat  pendistribusian  lebih  dari  satu (b) Waktu untuk pelayanan makanan lebih lambat  (c) Pengawasan yang teliti sukar untuk dilaksanakan (d) Kualitas dan kuantitas makanan sampaipada pasien sukar  dipertahankan (e)  Menimbulkan bau dan keributan diruang klien. (Muchatob, 1991)
9.      Pencacatan, Pelaporan Dan Evaluasi Bahan Makanan
Pencatatan adalah kegiatan mencatat tiap langkah kegiatan dalam penyelenggaraan makanan sedangkan pelaporan adalah hasil pengolahan dari pencacatan yang dilakukan secara berskala sesusai dengan waktu dan kebutuhan yang diperlukan. Pencatatan dan pelaporan dimaksudkan sebagai alat perekam dan pemantau dari seluruh rangkaian proses penyelenggaraan makanan. Pencatatan dan pelaporan antara lain mencakup penerimaan, pemakaian, stok/sisa yang belum terpakai, dan lain-lain yang dianggap perlu.
Monitoring adalah kegiatan untuk mengikuti dan mengetahui perkembangan setiap proses kegiatan penyelenggaraan makanan secara terus-menerus baik langsung maupun tidak langsung.
Evaluasi bertujuan untuk menilai pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan makanan sesuai dengan rencana dan kebijakan yang telah disusun sehingga dapat mencapai sasaran yang dikehendaki. Evaluasi dilakukan pada Petugas pelaksana dan Pengelola. Evaluasi dilakukan dengan cara observasi dan pengisian kuesioner.
10.  Hygiene Dan Sanitasi
Pengertian higiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.
Kebersihan dan sanitasi  merupakan standar utama yang harus ditetapkan oleh suatu institusi. Sanitasi  makanan adalah suatu usaha pencegahan menekankan pada tindakan  yang  perlu  dilakukan  dalam rangka  membebaskan  makanan  dan minuman dari semua bahaya yang dapat mengganggu kesehatan.
Tujuan dari sanitasi  makanan adalah agar tersedianya makanan yang aman dan baik bagi kesehatan kosumen, mencegah terjadinya penyakit  atau gangguan kesehatan melalui  makanan, serta terwujudnya perilaku kerja tang sehat dan benar. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sanitasi makanan antara lain hygiene pekerja, sifat-sifat bahan makanan, sanitasi ruang pengolahan  makann,  sanitasi  ruang  penyimpanan  bahan  makanan,  sanitasi peralatan dapur.
11.  Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja (safety)adalah segala upaya atau tindakan yang harus diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja petugas ataupun kelalaian/kesengajaan. Tujuannya untuk menjamin  keselamatan kerja pegawai meliputi seluruh aspek pekerjaan yang berbahaya.
Menurut Direktorat Gizi Masyarakat (2000) waktu makan yang memenuhi kesehatan untuk tenaga kerja adalah :
1.    Kecukupan gizi seseorang sehari diperoleh dari makan pagi, siang dan malam serta makanan selingan yang diberikan diantara dua waktu makan yaitu pukul 10.00 dan 16.00
2.    Makanan selingan diberikan setelah 2-3 jam bekerja, karena kapasitas kerja akan menurun.
3.    Tenaga kerja berada di tempat kerja rata-rata 8 jam sehari, sehingga kebutuhan energi per orang per hari dipenuhi di rumah dan di tempat kerja.
4.    Biasakan makan pagi karena dapat memelihara ketahanan fisik, dapat mempertahankan daya tahan tubuh saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja.

BAB III
KERANGKA PENELITIAN

A.    Kerangka Teori
Proses Penyelenggaraan Makanan
1. Perencanaan anggaran biaya
2. Perencanaan menu
3. Perhitungan kebutuhan bahan makanan
4. Pemesanan dan pembelian bahan makanan
5. Penerimaan bahan makanan
6. Penyimpanan dan penyaluran bahan makanan
7. Pengolahan makanan
8. Perindustrian makanan
9. Pencatatan, laporan dan evaluasi
10. Higiene dan sanitasi
11. Keselamatan Kerja



 








                                                                                             
Output Penyelenggaraan makanan
Penyelenggaraan makanan di Rumah Makan

Input penyelenggaraan makanan
 




















B.     Kerangka Konsep
Perencanaan anggaran biaya
Perencanaan menu
Keselamatan kerja
Hygiene dan sanitasi
Pencatatan, laporan dan evaluasi
Pendistribusian makanan
Pengolahan makanan
Penyimpanan dan penyaluran bahan makanan
Penerimaan bahan makanan
Pemesanan dan pembelian bahan makanan
Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan
Sistem Penyelenggaraan Makanan di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road
 
























BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
A.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian bersifat deskriptif dengan melakukan survey untuk melihat atau menggambarkan tentang manajemen sistem penyelengaaraan makanan di Ayam Kampoeng Ring Road.

B.     Waktu dan Tempat Penelitian
Pengumpulan data  tentang penyelenggaraan makanan di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road dilakukan pada hari Selasa, 22 Desember 2015.

C.    Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah pemimpin Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road dan karyawan yang berkerja di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road serta situasi dan kondisi Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road.
D.    Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah seluruh kegiatan penyelenggaran makanan di  Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road.
E.     Jenis Data
1.         Data Primer
Data primer pada penelitian ini adalah manajemen sistem penyelenggraan makanan meliputi perencanaan anggaran belanja, perencanaaan menu, pemesanan dan pembelian bahan makanan, penerimaan bahan makanan, penyimpanan, penyaluran bahan makanan, persiapan bahan makanan, pengolahan  bahan makanan, pendistribusian dan, pelaporan dan evaluasi, hygine dan sanitasi penyelenggaraan makanan  serta keselamatan kerja yang diperoleh melalui wawancara langsung dan observasi dengan bantuan kuesioner/wawancara (interview guide) dan alat tulis.
2.         Data Sekunder
Data sekunder meliputi keadaan umum lokasi, tenaga kerja yang ada di lokasi penelitian dikumpulkan dengan cara mewawancarai pimpinan, dan tenaga kerja di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road
F.       Cara Pengumpulan Data
1.      Data primer
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah metode wawancara dan dilengkapi dengan metode observasi (pengamatan). Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri.
2.      Data sekunder
Data sekunder meliputi gambaran umum penyelenggaran makanan di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road.

G.      Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara membandingkan semua hasil survey di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road dengan teori-teori yang ada.

H.      Penyajian Data
Data tentang sistem penyelenggaraan makanan di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road setelah dikumpulkan, kemudian diolah, dan disajikan dalam bentuk tekstular.











BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.      Perencanaan Anggaran
Perencanaan Anggaran belanja merujuk pada daftar rencana seluruh biaya dan pendapatan anggaran belanja dan merupakan konsep penting dalam ekonomi mikro yang menggunakan garis anggaran untuk mengilustrasikan penjualan antara dua barang atau lebih .Dengan kata lain, anggaran belanja merupakan rencana organisasi yang dinyatakan dalam istilah moneter.
Pada Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road sudah dilakukan perencanaan anggaran yang dilakukan perharinya (dilakukan dalam setiap hari), dan yang masuk ke dalam tim perencanaaan anggaran tersebut di lakukan oleh manajer rumah makan tersebut.Adapun sumber dana yang diperoleh untuk perencanaan anggaran belanja tersebut adalah dari hasil laba selama penjualan dan dari sumber pemimpin itu sendiri.
Adapun anggaran dana tersebut digunakan untuk
a.       Kebutuhan dan perlengkapan memasak yaitu untuk semua barang yang digunakan secara langsung dalam proses memasak, kebutuhan dan perlengkapan memasak yang tidak dapat dirinci satu persatu dikatagorikan sebagai peralatan lain-lain.
b.      Pendekatan biaya kebutuhan bahan makanan sehari-hari yang bervariasi yaitu:
·         Ayam Kampung = 50 ekor/hari
·         Bawang putih = 2 kg/hari
·         Bawang merah = 2 kg/hari
     Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road ini melayani ≤ 200 konsumen/harinya. Dengan kosumen yang tertera tersebut dana yang tersedia tercukupi sesuai dengan anggaran yang direncanakan.perencanaan anggaran yang dibutuhkan sekitar ≤ Rp. 5.000.000,- per tahunnya. Anggaran yang digunakan untuk keperluan alat-alat penyelenggaraan makanan sekitar Rp. 400.000.Adapun cara membuat perencanaan anggaran tersebut yaitu dengan membuat perincian kebutuhan bahan makanan dan administrasi lainnya.Anggaran yang dipersiapkan untuk pekerja di itung perbulannya yaitu ≤ Rp.1.200.000/orangadapun sumber anggaran untuk tenaga kerja diperoleh dari pemimpin restoran itu sendiri.
Untuk pencatatan dan pembuatan laporan anggaran belanja pada Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road ini tidak dilaksanakan,akan tetapi anggaran yang tersedia untuk biaya tidak langsung seperti listrik, air, ATK, selalu dilakukan secara rutin.Menurut pemimpin perusahaan, kendala dalam melakukan perencanaan anggaran belanja belum pernah dirasakan.
       2.    Perencanaan Menu
Bisnis penjualan makanan adalah suatu bisnis yang memiliki peluang yang besar untuk tumbuh dan berkembang saat ini. Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi semua manusia, sehingga harus selalu dipenuhi. Berbagai menu makanan yang ada saat ini untuk memilih menu yang disukainya.
Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road sudah diterapkan perencanaan menu, walaupun tujuan dari institusi ini adalah komersial. Adapun yang bertanggung jawab dalam merencanakan menu di rumah makan ini adalah manajer dan disertakan dengan karyawannya. Untuk kendala dalam merencanakan menu tidak dirasakan sama sekali.
Perencanaan menu ini hanya terpaku pada ketersediaan pangan yang ada dipasar. Adapun jenis menu yang ditawarkan ke konsumen adalah berupa menu pilihan dan tidak ada penetapan siklus menu yang khusus, dan tidak ada pergantian rotasi atau putaran siklus menu. Untuk ukuran standar porsi yang ditetapkan adalah sebagai berikut :
a.       Nasi 100 gr/porsi
b.      Ikan 70-150 gr/potong
c.       Tahu dan tempe 50-100 gr/potong.
Pada restoran ini tidak terdapat daftar menu/master menu. Akan tetapi untuk standar resep manajer institusi langsung yang melaksanakannya, untuk menu utama pada rumah makan Ayam Kampoeng Ring Road ini adalah nasi putih dan beragam variasi menu pendampingnya. Untuk menu favorit yang sering dipesan adalah Ayam penyet.


3.      Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan
Untuk kegiatan perhitungan kebutuhan bahan makanan di Rumah MakanAyam Kampoeng Ring Road sudah diterapkan dan dilaksanakan setiap hari. Untuk menentukan perhitungan untuk masing-masing bahan pangan tersebut sudah menjadi kebiasaan yaitu dengan cara membuat list kebutuhan dan petugas yang mengatur perhitungan bahan makanan tersebut disusun langsung oleh manajerrumah makan tersebut dan tidak memerlukan bantuan tenaga kerja lain. Disini juga tidak tersedia peraturan pemberian makanan. Tetapi ada pemberian makanan selingan.
Untuk penyajian makan dilakukan dengan cara menyajikan makanaan kepada konsumen. Akan tetapi untuk setiap porsi yang disajikan tidak dilakukan penimbangan sebelum diolah. Untuk Bahan makanan yang paling banyak diperlukan setiap harinya adalah 3 sak/3 karung. Untuk bumbu basah dan kering yang dipergunakan untuk pengolahan makanan perharinya adalah
1.      Bumbu Basah = 6 kg/hari.
2.      Bawang merah = 2 kg/hari.
Harga makanan ditentukan berdasarkan porsi pesanan konsumen itu sendiri. Untuk keuntungan yang diperoleh untuk setiap porsi tidak dapat di tentukan langsung, tergantung banyak tidaknya persen konsumen perharinya. Penetapan harga makanan dilakukan sesuai standar bahan baku. Pengendalian harga makanan dilakukan dengan cara mengurangi porsi makanan jika terjadi kenaikan harga makanan.Untuk kejadian rugi jarang terjadi selama rumah makan tersebut dibuka.
4.      Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan
Pemesanan dan pembelian bahan makanan sudah diterapkan di rumah makan Ayam Kampoeng Ring Road dan untuk pemesanan bahan makanan tertentu dilakukan pesanan melalui orang suruhan yang mengantar dan ada petugas khusus untuk melakukannya sekitar 2 orang petugas. Untuk bahan makanan lainnya dibeli langsung di pasar tradisional, dan tempat pemesanan bahan makanan juga tidak khusus.
Bahan makanan yang dibeli hanya untuk sehari dan direkap dalam rekapan daftar belanja.Kemudian dari tiap-tiap bahan makanan setiap pembelian diberi spesifikasi khusus. Pada saat pembelian harga sudah disepakati terlebih dahulu.Biasanya bahan makanan yang dibeli terlebih dahulu adalah makanan pokok, dan antar bahan makanan kering dan bahan makanan basah dipisah terlebih dahulu. Hanya saja pada saat pembelian bahan makanan tidak ada perlakuan mengecek atau memeriksa kembali bahan makanan yang telah dipesan sesuai dengan spesifikasi.
Adapun cara pengangkutan bahan makanan sesudah dibeli diangkut dengan mobil. Rumah makan ini juga memiliki standar anggaran belanja khusus yang diperoleh dari institusi itu sendiri, yang dihabiskan institusi tiap bulannya berkisar antara Rp.1.000.000- Rp.2.500.000.Untuk pembelian bahan makanan seperti beras,lauk hewani dan lainnya dilakukan dengan cara membeli bahan makanan tersebut untuk perharinya.

5.      Penerimaan Bahan Makanan
Proses penerimaan bahan makanan di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road tersebut ditugaskan kepada 2 orang petugas. Ruangan dan petugas peneriman dalam keadaan tidak bersih bersih ketika di observasi.Letak ruang penerimaan bahan makanan dekat dengan ruang penyimpanan bahan makanan dan tempatnya terbuat dari semen.Setelah pembelian bahan makanan langsung dilakukan penerimaan bahan makanan.Tidak dilakukan penimbangan dan pencatatan buku saat penerimaan bahan makanan.Bila ada makanan tumpah saat diterima, petugas langsung membersihkan saat di observasi.
Dalam penerimaan bahan makan basah dan bahan makan kering dibedakan. Bahan makanan kering dan makanan basah proses penerimaannya 1 minggu sekali. Belum pernah terjadi kecelakaan pada petugas pada saat proses penerimaan bahan makanan. Laporan dalam penerimaan makanan juga tidak digunakan di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road.



6.      Penyimpanan dan Penyaluran Bahan Makanan
Pada kegiatan penyimpanan bahan makanan ada dilakukan penyimpanan, dimana bahan makanan disimpan diruang khusus penyimpanan bahan makanan dan ada perbedaan tempat penyimpanan untuk bahan makanan basah dan bahan makanan kering, dimana bahan makanan basah seperti daging, ayam, dan ikan dimasukkan kedalam box dan plastik kemudian disimpan pada kulkas/freezer, sedangkan bahan makanan kering disimpan pada ruang penyimpanan yang bersuhu ruang. Untuk bahan makanan basah disimpan pada kulkas/freezer selama 2 hari atau lebih.
Pada ruang penyimpanan ada petugas khusus yang ditugaskan untuk menjaga ruang penyimpanan, biasanya petugas yang mengolah makanan hanya menerima bahan makanan yang dibutuhkan. Untuk penyimpanan beras disimpan didalam karung beras. Penyimpanan bumbu kering seperti rempat-rempah disimpan plastik, untuk penyimpanan sayur disimpan dikulkas.
Setelah makanan selesai diolah, tidak ada ruangan khusus untuk penyimpanan sementara setelah diolah, masih didalam tempat pengolahannya. Selanjutnya makanan langsung dilakukan pembagian, dimasukkan kedalam wadah bersekat. Jadi jika dibandingkan dengan teori apa yang sudah dilakukan oleh rumah makan ini tidak sesuai dengan teori karena tidak ada dilakukannya penyimpanan bahan makanan yang tersisa, namun mungkin hal ini disesuaikan juga dengan keadaan karena tidak ada bahan makanan yang tersisa untuk disimpan dan tidak ada tempat atau ruangan khusus untuk penyimpanan bahan makanan serta tidak ada petugas khusus untuk ruangan penyimpanan. Sebaiknya hali ini dilakukan agar proses penyelenggaraan lebih teratur
Jadi jika dibandingkan dengan teori apa yang sudah dilakukan oleh rumah makan ring road ini kurang sesuai dengan teori. Bahan makanan disimpan diruang khusus penyimpanan bahan makanan dan ada perbedaan tempat penyimpanan untuk bahan makanan basah dan bahan makanan kering. Jika ada bahan makanan yang tersisa dilakukannya penyimpanan kembali. Untuk makanan selesai diolah, tidak ada ruangan khusus untuk penyimpanan sementara setelah diolah, masih didalam tempat pengolahannya.
            Pada penyaluran bahan makanan, bahan makanan langsung disalurkan keruang penyimpanan setelah dilakukan penerimaan bahan makanan. Petugas yang akan mengolah makanan hanya menunggubahan makanan yang dibutuhkan untuk di olah. Pada saat penyaluran bahan makanan ada petugas khusus dan pada saat penyaluran juga  ada alat untuk menunjang/mempermudah kegiatan penyaluran karena dekat dengan tempat pengolahan. Tidak ada ruangan khusus untuk kegiatan penyaluran bahan makanan.
Sebelum bahan makanan disalurkan keruang penyimpanan ada bon atau daftar permintaan bahan makanan, bahan makanan yang masuk dicatat dan bahan makanan yang digunakan untuk diolah adalah bahan makanan yang sudah masuk lebih lama. Dari pihak dapur  menyediakan kartyu stock/buku catatan keluar masuknya bahan makanan. Penyaluran bahan makanan dilakukan kurang dari 3 hari, sesuai dengan menu yang akan diolah dan cycle menu yang sedang diolah. Penyaluran bahan makanan dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB.
Jadi jika dibandingkan dengan teori apa yang sudah dilakukan Di rumah makan ini sesuai dengan teori karena ada dilakukannya penyaluran bahan makanan dan ada petugas khusus untuk penyaluran bahan makanan. Dari pihak dapur  menyediakan kartu stock/buku catatan keluar masuknya bahan makanan.

7.            Pengolahan Makanan
            Pada penyelenggaraan makanan di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road ada dilakukan kegiatan pengolahan makanan. Bentuk ruang dapur (kitchen) berbentuk U.  Didekat ruang pengolahan makanan terdapat ruang penyimpanan bahan makanan dan ruang petugas.
            Makanan sebelum diolah diruang pengolahan terlebih dahulu dipersiapkan. Dalam sehari dapur (kitchen) dibersihkan oleh petugas kebersihan sebanyak 2-3 kali, yaitu setelah pengolahan makanan pada pagi dan pada sore hari sekitar pukul 18.00 WIB. Kondisi lantai dapur sedikit kurang bersih.
Pada proses pengolahan makanan menggunakan standart resep, standar bumbu dan  menggunakan standar porsi khusus tetapi disesuaikan. Di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Roadtidak ada pengenalan resep baru sebelum dihidangkan kepada konsumen, semua makanan yang disediakan konsumen menerima. Sumber air yang digunakan untuk melakukan pengolahan adalah air PDAM. Semua bahan makan sebelum di masak dibersihkan terlebih dahulu, dicuci bersih kemudian yang membutuhkan racikan bumbu ditambahkan bumbu dan garam kemudian baru dimasak. Garam yang digunakan adalah garam dapur biasa yang beriodium yang disimpan di tempat yang  tertutup. Pada saat petugas pengolahan makanan mencicipi makanan menggunakan sendok.
            Penggunaan alat-alat pengolahan yang digunakan petugas tidak sesuai dengan, misalnya dandang digunakan untuk tempat ikan yang sudah digoreng. Kebersihan alat-alat pengolahan yang digunakan petugas juga kurang bersih, seperti blender yang masih terlihat sisa yang susah dibersihkan karena setelah dipakai tidak dicuci bersih atau alat yang sudah lama.
            Untuk petugas pengolahan makanan ada 2 orang yang terlatih. Kebersihan pakaian petugas pada saat pengolahan makanan bersih, memakai penutup kepala, ada juga yang tidak memakai, tidak memakai baju khusus atau celemek, tidak memakai perhiasan, kebersihan kuku petugas bersih. Di tidak ada pemeriksaan kesehatan khusus petugas, jika petugas pengolahan makanan sedang dalam keadaan sakit maka tidak bekerja. Petugas pengolahan makanan tidak mencuci tangan menggunakan sabun sebelum mengolah makanan.
            Diruangan pengolahan ada alat pemadam kebakaran dan terdapat tong sampah khusus, tetapi tong sampahnya terletak diluar dapur, juga tidak ada pemisahan antara sampah kering dan sampah basah.
            Jadi jika dibandingkan dengan teori apa yang sudah dilakukan oleh  ini di rumah makan ayam kampoeng ring road sudah hampir sesuai dengan teori yang ada karena telah melakukan pengolahan dan didalam ruang pengolahan juga terdapat tempat sampah dan semua para pekerja memakai celemek, petugas juga sebaiknya disediakan panlap, alat pemadam kebakaran karena kebakaran dapat terjadi kapan saja .Kemudian sebaiknya petugas pengolah bahan makanan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

8.  Pendistribusian Makanan
Di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road pendistrubusian makanan ada dilakukan , Petugas pendistribusian makan  tidak memakai seragam khusus atau pun celemek.Saat pendistribusian makanan petugas tidak memakai alat transportasi khusus.
 Penyajian makanannya menggunakan pelayanan makanaan sejenis tempat nasi dengan wadah bisa di isi dengan beberapa jenis, terdiri dari : nasi, sayur, lauk hewani, lauk nabati. Tetapi kondisi wadahnya kurang bersih dan sedikit kotor di sela sela wadah. Untuk jadwal pendistribusian teratur yaitu pagi, siang, dan malam, serta waktu pendistrubusian 3 kali pokok dan 2 kali selingan.
Mengenai standar porsiRumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road memakai standar porsi sesuai. Setiap masing-masing dari mereka ada yang porsi kecil, sedang, besar. Pekerja pendistribusian tidak memiliki tempat pemorsian  makanan khususdan mereka pun tidak menyediakan memo untuk permintaan makanan pada saat pendistribusian makanan. Kelebihan dari  pendistribusian makanan disini memenuhi menu seimbang dan makan utama, pembagian makanan pun dilakukan tepat waktu dan temperature suhu makanan di jaga.
Jadi jika dibandingkan dengan teori apa yang sudah dilakukan oleh di rumah makan ayam kampoeng ring road sesuai dengan teori, karena telah melakukan distribusi makanan. Pendistribusian dilakukan dengan tepat waktu.

9.  Pencatatan Pelaporan dan Evaluasi
Kegiatan pencatatan dan pelaporan dan evaluasi pada saat penyelenggaraan makanan ada dilakukan, pelaporan  atau pencatatan bahan makanan hanya di lakukan oleh petugas belanja dan itu dilakukan seminggu sekali. Pada saat pendistribusian hanya mencatat  penerimaannya saja, saat menerima  bahan makanan dan itu dilakukan oleh kepala dapur sesuai dengan pemesanan bahan. Perencanaan menu dilakukan sebelum memasak. Petugas penditrirbusian melakukan perhitungan bahan makanan sebelum dan sesudah. Mereka hanya mencatat  laporan pada saat menyimpan setiap bahan makanan yang telah diterima, dan melakukan pencatatan pada saat penyaluran bahan makanan  dan memakai alat masak pada saat pengolahan.Evaluasi penyelenggara makanan dan evaluasi pada saat penerimaan bahan makanan dilakukan oleh kepala dapur. Evaluasi penyimpanan bahan bahan makanan dikerjakan oleh petugas memasak, begitu juga pada saat pengolahan bahan makanan dan pada saat penyajian makanan  yang di lakukan oleh petugas masak. Pendistribusian tidak melakukan evaluasi terhadap kepuasan konsumennya. Penditribusian makanan mengalami kendala pada saat pembagian makanan karena kurangnya tenaga kerja.
Jadi jika dibandingkan dengan teori apa yang sudah dilakukan oleh di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road ini sudah sesuai dengan teori yang ada karena telah melakukan pencatatan, pelaporan dan evaluasi. pencatatan, pelaporan dan evaluasiini penting karena tanpa adanya hal tersebut hasil kegiatan pencatatan, pelaporan dan evaluasitersebut akan sangat diragukan kebenarannya.

10.  Higenie dan Sanitasi
Higenie dan Sanitasi makanan adalah suatu usaha pencegahan menekankan padatindakan yang perlu dilakukan dalam rangka membebaskan makanan danminuman dari semua bahaya yang dapat mengganggu kesehatan.
Tujuan dari sanitasi makanan adalah agar tersedianya makanan yangaman dan baik bagi kesehatan kosumen, mencegah terjadinya penyakit ataugangguan kesehatan melalui makanan, serta terwujudnya perilaku kerja yangsehat dan benar. Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sanitasimakanan antara lain hygiene pekerja, sifat-sifat bahan makanan, sanitasi ruangpengolahan makann, sanitasi ruang penyimpanan bahan makanan, sanitasiperalatan dapur.
Di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road dalam perencanaan menu ada memperhatikan faktor-faktor kebersihan makanan, kebersihan lantai juga diperhatikan dan dilakukan pembersihan pada waktu berskala, terdapat wc yang bersih dan mengunakan westafel tempat sampah sering dibersihkan terlebih dahulu alat-alat masak di keringkan sebelum dimasukkan ke rak dan rak nya tampak sedikit bersih, namun para petugasnya masih mengunakan alat-alat perhiasan seperti jam,cincin,petugas tidak memiliki kartu sehat dan tidak ada petugas khusus pmbersihan tong sampah. 

11.  Keselamatan Kerja
Di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road, para pekerja mengunakan baju kerja dan memakai celemek serta topi,terdapat alat pemadam kebakaran dan alatnya mudah dijangkau serta tersedia sabun untuk petugas untuk membersihkan diri alat kerja juga terpelihara dengan baik ruangan istirahat pun ada untuk para petugas dan petunjuk pengunaan alat-alat juga ada ketika tidak diperlukan aliran listrik dimatikan  ,ruangan dibersihkan ketika ada bahan makanan yang tumpah ,namun terdapat debu dan asap di beberapa ruangan,venstilasi ada dan memadai namun tidak ada pengawasan kerja oleh manager.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    KESIMPULAN
1.       perencanaan anggaran dilakukan perharinya (dilakukan dalam setiap hari), dan yang merencanakan anggaran yaitu manajer.
2.       Terdapat perencanaan menu dan jenis menu yang ditawarkan ke konsumen berupa menu pilihan dan tidak ada penetapan siklus menu yang khusus, dan tidak ada pergantian rotasi atau putaran siklus menu.
3.       Untuk kegiatan perhitungan kebutuhan bahan makanan di Rumah MakanAyam Kampoeng Ring Road sudah diterapkan dan dilaksanakan setiap hari dengan cara membuat list.
4.       Pemesanan dan pembelian bahan makanan ada petugas khusus untuk melakukannya sekitar 2 orang petugas. Dibeli langsung di pasar tradisional, dan tempat pemesanan bahan makanan juga tidak khusus.
5.       Proses penerimaan bahan makanan di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road tersebut ditugaskan kepada 2 orang petugas. Dalam penerimaan bahan makan basah dan bahan makan kering dibedakan.
6.       Pada ruang penyimpanan ada petugas khusus yang ditugaskan untuk menjaga ruang penyimpanan dan ada perbedaan tempat penyimpanan untuk bahan makanan basah dan bahan makanan kering.
7.       Pada proses pengolahan makanan menggunakan standart resep, standar bumbu dan  menggunakan standar porsi khusus tetapi disesuaikan. Untuk petugas pengolahan makanan ada 2 orang yang terlatih.
8.       Di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road pendistrubusian makanan ada dilakukan
9.       Kegiatan pencatatan dan pelaporan dan evaluasi pada saat penyelenggaraan makanan ada dilakukan, pelaporan  atau pencatatan bahan makanan hanya di lakukan oleh petugas belanja dan itu dilakukan seminggu sekali.
10.    Di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road ada memperhatikan faktor-faktor kebersihan walaupun tidak disemua tempat.
11.    Di Rumah Makan Ayam Kampoeng Ring Road ada memperhatikan beberapa kepentingan untuk menjaga keselamatan para pekerjanya.
B.     SARAN
·         Lebih ditingkatkan lagi kebersihan dan system penyelenggaraan makanannya
·         Lebih memperhatikan kesehatan para pekerja dengan memeriksa kondisi kesehatan pekerja dan membuat kartu tanda sehat
·         Pada saat pencatatan pelaporan dan evaluasi harus lebih teliti dan diperhatikan dengan baik sehingga semua tercatat dan terlaporkan untuk bisa di evaluasi

























DAFTAR PUSTAKA
AF Butarbutar. 2012. Penyelenggaraan makanan. repository.
usu.ac.id/bitstream/123456789/ 30755/4/Chapter%20II.pdf.
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Direktorat Rumah Sakit. Pedoman Pengelolaan Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Cetakan Pertama, 1981
Hardinsyah & D. Briawan. 1994. Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan. Jurusan Gizi masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas pertanian. IPB, Bogor Depkes RI. 1991. Pedoman Pengelolaan Makanan Bagi Pekerja. Jakarta: Depkes RI
Moehyi Syahmin. Penyelenggarakan Makanan Institusi dan Jasa Boga. AKZI Depkes, Jakarta, 1997
Marsum WA. 1990.Restoran dan Masalahnya. Jakarta : Erlangga.
Nasoetion A, Wirakusumah ES. 1991. Pangan dan Gizi untuk Kelompok Khusus. Laboratorium Gizi Masyarakat. Bogor: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB.
Nura Mauliza. 2015. Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Insitusi Di Panti Jompo.http://nuramauliza.blogspot.co.id/2015/01/manajemen-sistem penyelenggaraan.html
Rahmawati ,dkk. 2011. Pengawasan Mutu Makanan. PT. Gramedia Pustaka Utama:Jakarta
Tarwotjo, S. C, 1998. Dasar-Dasar Gizi Kuliner. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
Yuliati LN, Santoso H. 1995. Manajemen Gizi Institusi. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.